Penguatan Moderasi Beragama untuk Meningkatkan Social Wellbeing dan Mencegah Perilaku Bullying melalui Zoom Meeting dihadiri 92 Peserta
Pada tanggal 26 Juni 2024, sebuah kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertema “Penguatan Moderasi Beragama untuk Meningkatkan Social Wellbeing dan Mencegah Perilaku Bullying” sukses diselenggarakan melalui platform Zoom Meeting. Acara ini diikuti oleh 92 peserta yang terdiri dari berbagai kalangan, termasuk guru, siswa, orang tua, dan praktisi pendidikan.
Latar Belakang Acara
Moderasi beragama merupakan konsep yang menekankan pentingnya keseimbangan dan toleransi dalam beragama. Dengan meningkatnya berbagai permasalahan sosial, seperti bullying, moderasi beragama menjadi salah satu solusi yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan sosial (social wellbeing) dalam masyarakat. Bullying, baik dalam bentuk fisik, verbal, maupun cyberbullying, masih menjadi isu krusial yang mempengaruhi kesehatan mental dan kesejahteraan individu, terutama di kalangan remaja dan anak-anak sekolah.
Pembukaan dan Sambutan
Acara dimulai pada pukul 09.00 WIB dengan moderator acara Muhammad Ikrom, M.Pd. Moderator Memperkenalkan Para Narasumber yang berjumlah 7 Orang terdiri dari: Dr. H. Artiyanto, Lc., MA. (Dosen UIN Al-Azhaar Lubuklinggau), Dr. Jasiah, M.Pd (Dosen IAIN Palangkaraya), M. Asrul Pattimahu, MA (Dosen IAIN Ambon), Mohammad Imam Sufiyanto, S.Si., S.Pd., M.Pd (Dosen IAIN Madura), Dr. Jelita, M.Pd (Dosen IAIN Langsa), Dr. Shella Monica, M.Pd (Dosen UIN Al-Azhaar Lubuklinggau), dan Elce Purwandari, M.Pd (Dosen UIN Al-Azhaar Lubuklinggau). PKM Nasional dengan tema “Penguatan Moderasi Beragama untuk Meningkatkan Social Wellbeing dan Mencegah Perilaku Bullying”Melibatkan 5 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia Antara Lain: Universitas Islam Nusantara Al-Azhaar Lubuklinggau Sumatera Selatan, IAIN Palangkaraya Kalimantan Tengah, IAIN Ambon Maluku, IAIN Madura Jawa Timur, dan IAIN Langsa Aceh. Setelah Perkenalan para narasumber kegiatan dilanjutkan pada sesi utama yaitu pemaparan materi.
Materi dan Pemateri
Kegiatan ini dibagi menjadi beberapa sesi dengan pemateri yang kompeten di bidangnya. Sesi pertama dibawakan oleh Dr. H. Artiyanto, Lc., MA., yang membahas tentang “Penguatan Moderasi Beragama Melalui Penyebaran Islam Wasathiyyah Untuk Meningkatkan Social Wellbeing” Dalam paparannya, Dr. Artiyanto menjelaskan bahwa moderasi beragama bukan hanya tentang memahami ajaran agama dengan baik, tetapi juga tentang bagaimana mengimplementasikannya dalam kehidupan sosial. “Moderasi beragama mengajarkan kita untuk hidup dalam kerukunan, saling menghormati, dan menghindari ekstremisme,” tegas Dr. Artiyanto.
Sesi kedua dilanjutkan oleh Dr. Jasiah, M.Pd. yang membawakan materi “Pemanfaatan Teknologi dalam Mendukung Social Wellbeing dan Menghadapi Tantangan Bullying” Beliau menekankan bahwa Aplikasi pembelajaran interaktif dapat dirancang untuk menyediakan materi pendidikan yang beragam tentang berbagai kepercayaan agama, sejarah, dan praktik keagamaan, sehingga membantu mengurangi stereotip dan prasangka terhadap kelompok agama lain. Selain itu Forum diskusi, misalnya, pengguna dapat berbagi pandangan dan pengalaman mereka tentang agama, mempromosikan saling pengertian dan kerjasama lintas agama” jelas Dr. Jasiah.
Sesi Ketiga dilanjutkan oleh Bapak M. Asrul Pattimahu, MA yang membahas tentang “Relevansi Moderasi Beragama dalam Meningkatkan Social Wellbeing dan Mencegah Perilaku Bullying”. Dalam paparannya bapak Asrul menyampaikan bahwa moderasi beragama memiliki kaitan erat dengan social wellbeing karena Moderasi beragama mendorong toleransi dan penghormatan terhadap berbagai keyakinan, yang berkontribusi pada harmoni sosial dan Mendorong interaksi positif antar kelompok dengan latar yang beragama.
Sesi Keempat dilanjutkan oleh Bapak Imam yang beliau menekankan bahwa Moderasi beragama adalah pendekatan yang menyeimbangkan antara komitmen beragama dan pengakuan keberagaman. Hal ini penting untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan mencegah perilaku bullying yang sering terjadi akibat intoleransi dan ekstremisme.
Sesi kelima dilanjutkan oleh Dr. Jelita. Beliau menyampaikan materi “Membangun Kesejahteraan Sosial Dan Mencegah Bullying Sejak Dini” beliau menegaskan bahwa terdapat 6 cara memberikan pemahaman moderasi beragama di SD/MI yaitu Mengembangkan budaya lokal sekolah, seperti kejujuran, saling menghormati, sopan santun, dan lain-lain, yang merupakan pemahaman, keyakinan, dan harapan yang dijunjung dan digunakan sekolah sebagai pedoman perilaku ketika berhadapan dengan internal maupun eksternal. Membangun rasa saling pengertian antar siswa sejak dini yang berbeda keyakinan agama, sekolah harus berperan aktif dalam membimbing dialog agama atau dialog antar umat beragama, yang tentu saja tetap di bawah arahan guru. Membangun rasa saling pengertian antar siswa sejak dini yang berbeda keyakinan agama, sekolah harus berperan aktif dalam membimbing dialog agama atau dialog antar umat beragama, yang tentu saja tetap di bawah arahan guru. Mengedukasi siswa untuk bersikap kritis terhadap informasi yang diterima dan tidak mudah terprovokasi oleh ajaran menyimpang yang mengajarkan kebencian. Menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif, di mana setiap siswa merasa dihargai dan tidak didiskriminasi berdasarkan keyakinannya. Dan Mengembangkan nilai nilai karakter seperti kejujuran, keadilan, empati dan pendidikan sosial (gotong royong) pungkas beliau.
Sesi Keenam disampaikan oleh Dr. Shella Monica yang menyampaikan materi “Telaah Peran Sastra dalam Menanggulangi Bullying dan Mendorong Program Moderasi Beragama di Kalangan Generasi Z”. Poin penting yang disampaikan beliau bahwa Sastra memiliki peran penting dalam masyarakat, membuka wawasan, menyampaikan nilai-nilai, dan memperkuat identitas budaya. Karya sastra dapat menjadi alat efektif untuk menanggulangi isu-isu sosial, termasuk bullying dan mempromosikan moderasi beragama.
Sesi terakhir disampaikan oleh Elce Purwandari, M.Pd. Beliau memaparkan materi tentang “Peran Platform Digital dalam Moderasi Beragama” Beliau memberikan penegasan bahwa Pemanfaatan platform digital dalam moderasi beragama memiliki potensi besar dalam meningkatkan social wellbeing dan mencegah perilaku bullying di kalangan remaja. Penting untuk melibatkan berbagai pihak dalam pengembangan strategi yang komprehensif, seperti pemerintah, lembaga keagamaan, platform digital, orang tua, guru, dan masyarakat.
Diskusi dan Tanya Jawab
Setelah sesi pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Para peserta sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman mereka. Salah satu pertanyaan menarik datang dari seorang guru bernama mbak —————– (tolong bantu isikan dek) ibu lupa.
Testimoni Peserta
Banyak peserta yang memberikan testimoni positif tentang kegiatan ini. Pak Sulaiman seorang anggota FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) mengungkapkan bahwa materi yang disampaikan sangat bermanfaat dan membuka wawasan baginya.
Pak Asyhari, seorang guru SMK, juga memberikan tanggapan positif. “Kegiatan ini sangat membantu kami sebagai pendidik untuk lebih memahami cara-cara efektif dalam mencegah bullying melalui pendekatan moderasi beragama. Saya berharap kegiatan seperti ini bisa sering diadakan,” katanya.
Penutup dan Rekomendasi
Acara ditutup dengan kesimpulan dari ketujuh narasumber. Seluruh narasumber menyampaikan apresiasi kepada semua peserta yang telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Para narasumber juga menekankan bahwa moderasi beragama harus terus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi bagian dari budaya masyarakat. “Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis. Moderasi beragama adalah kunci untuk mencapai tujuan tersebut,” pungkas para narusmber.
Sebagai rekomendasi, para narasumber menyarankan agar kegiatan serupa diadakan secara rutin dan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk komunitas, organisasi keagamaan, dan lembaga pendidikan. Beliau juga menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan dalam menyusun program-program yang mendukung moderasi beragama dan pencegahan bullying.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi foto bersama secara virtual dan pemberian sertifikat kepada semua peserta. Meskipun dilaksanakan secara daring, antusiasme dan semangat peserta sangat terasa sepanjang acara berlangsung.
Kesimpulan
Pengabdian kepada masyarakat melalui Zoom Meeting dengan tema “Penguatan Moderasi Beragama untuk Meningkatkan Social Wellbeing dan Mencegah Perilaku Bullying” telah berjalan dengan sukses dan mencapai tujuannya. Kegiatan ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang moderasi beragama dan strategi praktis untuk mencegah bullying. Dengan melibatkan 92 peserta dari berbagai kalangan, acara ini menunjukkan bahwa melalui kerjasama dan komitmen bersama, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik dan lebih harmonis. Moderasi beragama bukan hanya sebuah konsep, tetapi juga praktik nyata yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai kesejahteraan sosial dan mencegah perilaku negatif seperti bullying.